Resensi
buku LQ Eleven Pillars of Intelligence
Oleh:
QORIATUS
SHOFIAH (130210302007)
Progam
Studi : Pendidikan Sejarah
Universitas
Jember
Mengupas
Tentang arti Kecerdasan
Judul :
LQ Eleven Pillars of Intelligence
Penulis :
Ilung S. Enha
Pengantar :
Prof. Dr. Ir M. Nuh, DEA
Tahun Terbit :
Juli, 2013
Tebal :
x + 270 halaman; 12.5 x 18.5 cm
Di dunia pendidikan, predikator kesuksesan setelah
menemuan IQ, EQ, dan SQ, belumlah cukup. Kini dikembangkan predikator baru yang
disebut sebagai Adversity Quotient (AQ)
oleh paul stoltz (1997). AQ berkaitan dengan kecerdasan khusus yang berkaitan dengan
kelenturan seseorang menghadapi problema kehidupan. Kecerdasan yang muncul
karna tekanan, kesulitan, penderitaan . namun sayang, AQ menyisakhan celah
kosong untuk diisi. Disinilah pentingnya Laduni Quotient (LQ).
Buku ini akan membuka
cakrawala baru mengenai laduni. Sebab, wacana kecerdasam laduni tidak sekedar
dihamparkan, akan tetapi dikaji dengan kritis untuk direkontruksi, sehingga
kesan kecerdasan laduni uang rumit dan bebelit-belit segera tumbang. Inilah
kontribusi Ilung yang layak diapresiasi. Ditangan Ilung, kecerdasam ladunoi
yang dianggap orang sebagai suatu yang berat menjadi ringandan begitu santai
dipahami.
Buku yang berjudul LQ
Eleven Pillars of Intelligence Ilung s. Enha , didalam buku ini membahas
berbagai macam tipe-tipe kecerdasan, dan bukan hanya kecerdasan ekstrernal
saja, tapi juga kecerdasan internal. Buku yang sangat berguna untuk pembaca,
bukan hanya membahas tentang kecerdasan semata, tetapi juga membahas
tentangunsur utama manusia, yang menarik dari buku ini adalah, Ilung menjelaskan
dengan rinci dan secara teratur contohnya saja dalam paragraf dibuku ini
membahas tentang persoalan tentang akal dan fikiran yang masih saja disalah
presepsikan oleh kebanyakan orang, pengertian keduanya acap kali disalah
tindihkan, seolah-olah kedua hal tersebut memang sama, betul sama tapi tak
serupa. Menurut Ilung tidak banyak ahli yang konsen terhadap akal dan fikiran,
itulah sebabnya kedua hal itu sering disalah persepsikan.
Buku ini tergolong
bacaan yang sangat bermanfaat bagi semua kalangan, karna disajikan dengan
bahasa yang lugas dan sedikit berbau dengan bahasa baru, sehingga mampu membuat
pembacanya penasaran apa sesunggahnya arti dari sebuah kata yang baru itu, dan
mendorong sang pembaca untuk terus dan terus mencari tau, itu sanagat bermanfaat
bagi pembaca untuk meningkatkan pengetahuan baru. Untuk mereka yang berjiwa
kritis mungkin akan banyak pertanyaan dan decak kagum, karna dalam buku ini
membahas hal-hal yang masih baru dalam segi kecerdasan manusia, di era ini
masih banyak buku-buku yang mengupas kecerdasan intelektual saja, sedangkan
kecerdasan laduni banyak yang mengabaikannya. Dengan alasan urusan agamawi itu
tidaklah penting, padahal ini adalah unsur yang terpenting karna tanpa
keagamaan yang cukup seorang manusia tidak akan bisa hidup dengan teratur.
Ilung menuangkan segala pikiran yang kritis dalam buku ini, yang dapat membuka
mata para pembaca betapa pentingnya sebuah kecerdasan laduni.
Juga ada pengertian
intuisi atau perasaan yang lebih dikenal dengan elemen kecerdasan hati yang
paling luar yang merupakan pintu untuk menuju lecerdasan hati. Dalam bukunya
Ilung juga menjelaskan bahwa para pakar psikolog hingga kini masih berhenti di
titik sadar. Walau saya juga kurag memahami apa maksud dari kata berhenti di titik sadar, mungkin
maksdnya adalah alam bawah sadar, dan menurut para pakar elemen kecerdasan yang
dapat dijangkau oleh para ilmuan karena masih terjngkau dalam titik sadar. Dan
agar pilar kecerdasan dzauterus menerus aktif dan berkumpar padanya beragam
kretivitas maka kunci utama untuk meluaskan ruang dzau secara horizontal adalah
dengan berempati pada sesamanya. Dengan merasakan apa yang tengah dirasakan
orang lain akan terjadi pengakuan yang intutif.
Buku ini banyak
keunggulan yang disajikan dibanding buku bacaan tentang
kecerdasan lain yakni, tidak hanya membahas kecerdasan secara laduni saja, tapi
mengupas habis apa-apa saja yang terkandung didalam kecerdasan bahkan cara
bersoisialisai yang baik juga, saya rasa buku ini sangat lengkap dan kita tak
perlu membeli buku yang lain. Dan sanagat bermanfat untuk para pendidik, agar
para pembaca tau bahwa dalam dunia kecerdasan tidak hanya ada kecerdasan secara
intelek saja, dan juga buku ini memiliki informasi untuk membuka wawasan
sehingga tidak terhadap informasi dan perkembangan kecerdasan dewasa ini.
Memiliki sahabat kita yang merupakan berbagai unsur dari kecerdasan yang telah
berjasa dengan membuka mata lebar-lebar tentang arti sebuah kecerdasan dan
menemukan berbagai pendapat dari pakar kecerdasan. Memiliki glosarium yang
disajiakn untuk memahami istilah-istilah yang disusun secara teratur dan
menyeluruhbeserta penjelasan serta contoh dari masing-masing pengertian.
Didalam buku ini
terdapat banyak sekali pengetahuan-pengetauhan baru, yang dirasa hanya
seglintir orang yang mengetahuinya, ya karna ketidak ketertarikan seseorang
untuk mengupas hal-hal yang dianggap sanagat sepele, Mengapa dkatakan sepele,
karna sebagian orang salah pengertian tentang arti kecerdasan yang
sesungguhnya, yang memunculkan arti inteligensi itu sendiri kecerdasan kerap
dimaknai dengan makanan kerap saji, dengan berbekal makanan training sehari,
seolah karu truf kecerdasan sudah bisa dikantongi. Padahal yang diperolehnya
tah lebih dari seonggok “intelgensi mimpi”. Anehnya justru Cuma berbekal kecerdasan angan itu telah dianggap bisa
memenuhi dahaga kecerdasan dan rasa haus intelegensi masyarakat. Inilah yang
melatar belakangi labolatoriumyang memprodiksi pil intelegensi cepat saji. Dan
masyarakat bisa dapat langsung memesan lalu meminumnya kapan saja dan dimana
saja.
Bahasa yang digunakan Ilung
memang banyak yang mengguanakan kata-kata kiasan, dan sepertinya kata-kata
beliau ini juag banyak mengandung sebuah misteri tersendiri, misteri yang
membuat pembaca sanagta penasaran apa maksud dari perkatan Ilung, sudah pasti
penulis ini adalah orang yang benar-benar kritis dalam berfikir, dan beliau
juga orang yang cerdas, karna telah menulis buku yang benar-benar bermanfaat.
Dalam buku ini,
disamping memiliki berbagai keungguulan juga terdapat beberapa kekurangan
didalamnya, diantaranya sampul depan yang kurang menarik pembacanya, padalah
sampul depan juga sangat menentukan banyaknya pembeli yang akan membeli buku
ini, jika isi dari buku sudah menarik maka sampulnya juga harus menarik, dan
besar kecilnya size nya buku ini, karna buku ini tergolong mini maka kelihatan
dari depan sangat tebal dan membosankan, tidak semua orang suka membaca buku
yang kelihatan tebal, apalagi jika orang tersebut tidak begitu tertarik dengan
apa tema buku itu, pasti mereka akan mengurungkan niatnya untuk membeli buku
yang kelihatannya tebal, mereka akan memilih buku yang kelihatanya tipis dan
memiliki sampul yang menarik, yang notabene isi buku tersebut kurang
bermanfaat, sungguh sangat disayangkan sekali.
Buku ini disajikan
untuk semua kalangan, untuk dipelajari dan dipahami dan dipelajari untuk
meningkatkan mutu pengetahuan seorang individu yang meliputi aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Pengembangan aspek tersebut
untuk menaikan kecakapan hidup melalui seperangkat pengetahuan agar para
pembaca dapat mengerti dan memahami apa arti sebuah kecerdasan secara global.