Rabu, 25 Desember 2013

Perkembangan Peserta Didik






Resensi buku LQ Eleven Pillars of Intelligence
Oleh:
QORIATUS SHOFIAH   (130210302007)
Progam Studi : Pendidikan Sejarah
Universitas Jember



Mengupas Tentang arti Kecerdasan

Judul                   : LQ Eleven Pillars of Intelligence
Penulis                : Ilung S. Enha
Pengantar            : Prof. Dr. Ir M. Nuh, DEA
Tahun Terbit      : Juli, 2013
Tebal                   : x + 270 halaman; 12.5 x 18.5 cm














Di dunia pendidikan, predikator kesuksesan setelah menemuan IQ, EQ, dan SQ, belumlah cukup. Kini dikembangkan predikator baru yang disebut sebagai Adversity  Quotient (AQ) oleh paul stoltz (1997). AQ berkaitan dengan kecerdasan khusus yang berkaitan dengan kelenturan seseorang menghadapi problema kehidupan. Kecerdasan yang muncul karna tekanan, kesulitan, penderitaan . namun sayang, AQ menyisakhan celah kosong untuk diisi. Disinilah pentingnya Laduni Quotient (LQ).
Buku ini akan membuka cakrawala baru mengenai laduni. Sebab, wacana kecerdasam laduni tidak sekedar dihamparkan, akan tetapi dikaji dengan kritis untuk direkontruksi, sehingga kesan kecerdasan laduni uang rumit dan bebelit-belit segera tumbang. Inilah kontribusi Ilung yang layak diapresiasi. Ditangan Ilung, kecerdasam ladunoi yang dianggap orang sebagai suatu yang berat menjadi ringandan begitu santai dipahami.
Buku yang berjudul LQ Eleven Pillars of Intelligence Ilung s. Enha , didalam buku ini membahas berbagai macam tipe-tipe kecerdasan, dan bukan hanya kecerdasan ekstrernal saja, tapi juga kecerdasan internal. Buku yang sangat berguna untuk pembaca, bukan hanya membahas tentang kecerdasan semata, tetapi juga membahas tentangunsur utama manusia, yang menarik dari buku ini adalah, Ilung menjelaskan dengan rinci dan secara teratur contohnya saja dalam paragraf dibuku ini membahas tentang persoalan tentang akal dan fikiran yang masih saja disalah presepsikan oleh kebanyakan orang, pengertian keduanya acap kali disalah tindihkan, seolah-olah kedua hal tersebut memang sama, betul sama tapi tak serupa. Menurut Ilung tidak banyak ahli yang konsen terhadap akal dan fikiran, itulah sebabnya kedua hal itu sering disalah persepsikan.
Buku ini tergolong bacaan yang sangat bermanfaat bagi semua kalangan, karna disajikan dengan bahasa yang lugas dan sedikit berbau dengan bahasa baru, sehingga mampu membuat pembacanya penasaran apa sesunggahnya arti dari sebuah kata yang baru itu, dan mendorong sang pembaca untuk terus dan terus mencari tau, itu sanagat bermanfaat bagi pembaca untuk meningkatkan pengetahuan baru. Untuk mereka yang berjiwa kritis mungkin akan banyak pertanyaan dan decak kagum, karna dalam buku ini membahas hal-hal yang masih baru dalam segi kecerdasan manusia, di era ini masih banyak buku-buku yang mengupas kecerdasan intelektual saja, sedangkan kecerdasan laduni banyak yang mengabaikannya. Dengan alasan urusan agamawi itu tidaklah penting, padahal ini adalah unsur yang terpenting karna tanpa keagamaan yang cukup seorang manusia tidak akan bisa hidup dengan teratur. Ilung menuangkan segala pikiran yang kritis dalam buku ini, yang dapat membuka mata para pembaca betapa pentingnya sebuah kecerdasan laduni.
Juga ada pengertian intuisi atau perasaan yang lebih dikenal dengan elemen kecerdasan hati yang paling luar yang merupakan pintu untuk menuju lecerdasan hati. Dalam bukunya Ilung juga menjelaskan bahwa para pakar psikolog hingga kini masih berhenti di titik sadar. Walau saya juga kurag memahami apa maksud dari kata berhenti di titik sadar, mungkin maksdnya adalah alam bawah sadar, dan menurut para pakar elemen kecerdasan yang dapat dijangkau oleh para ilmuan karena masih terjngkau dalam titik sadar. Dan agar pilar kecerdasan dzauterus menerus aktif dan berkumpar padanya beragam kretivitas maka kunci utama untuk meluaskan ruang dzau secara horizontal adalah dengan berempati pada sesamanya. Dengan merasakan apa yang tengah dirasakan orang lain akan terjadi pengakuan yang intutif.
Buku ini banyak keunggulan yang disajikan dibanding buku bacaan tentang kecerdasan lain yakni, tidak hanya membahas kecerdasan secara laduni saja, tapi mengupas habis apa-apa saja yang terkandung didalam kecerdasan bahkan cara bersoisialisai yang baik juga, saya rasa buku ini sangat lengkap dan kita tak perlu membeli buku yang lain. Dan sanagat bermanfat untuk para pendidik, agar para pembaca tau bahwa dalam dunia kecerdasan tidak hanya ada kecerdasan secara intelek saja, dan juga buku ini memiliki informasi untuk membuka wawasan sehingga tidak terhadap informasi dan perkembangan kecerdasan dewasa ini. Memiliki sahabat kita yang merupakan berbagai unsur dari kecerdasan yang telah berjasa dengan membuka mata lebar-lebar tentang arti sebuah kecerdasan dan menemukan berbagai pendapat dari pakar kecerdasan. Memiliki glosarium yang disajiakn untuk memahami istilah-istilah yang disusun secara teratur dan menyeluruhbeserta penjelasan serta contoh dari masing-masing pengertian.
Didalam buku ini terdapat banyak sekali pengetahuan-pengetauhan baru, yang dirasa hanya seglintir orang yang mengetahuinya, ya karna ketidak ketertarikan seseorang untuk mengupas hal-hal yang dianggap sanagat sepele, Mengapa dkatakan sepele, karna sebagian orang salah pengertian tentang arti kecerdasan yang sesungguhnya, yang memunculkan arti inteligensi itu sendiri kecerdasan kerap dimaknai dengan makanan kerap saji, dengan berbekal makanan training sehari, seolah karu truf kecerdasan sudah bisa dikantongi. Padahal yang diperolehnya tah lebih dari seonggok “intelgensi mimpi”. Anehnya justru Cuma berbekal kecerdasan angan itu telah dianggap bisa memenuhi dahaga kecerdasan dan rasa haus intelegensi masyarakat. Inilah yang melatar belakangi labolatoriumyang memprodiksi pil intelegensi cepat saji. Dan masyarakat bisa dapat langsung memesan lalu meminumnya kapan saja dan dimana saja.
Bahasa yang digunakan Ilung memang banyak yang mengguanakan kata-kata kiasan, dan sepertinya kata-kata beliau ini juag banyak mengandung sebuah misteri tersendiri, misteri yang membuat pembaca sanagta penasaran apa maksud dari perkatan Ilung, sudah pasti penulis ini adalah orang yang benar-benar kritis dalam berfikir, dan beliau juga orang yang cerdas, karna telah menulis buku yang benar-benar bermanfaat.
Dalam buku ini, disamping memiliki berbagai keungguulan juga terdapat beberapa kekurangan didalamnya, diantaranya sampul depan yang kurang menarik pembacanya, padalah sampul depan juga sangat menentukan banyaknya pembeli yang akan membeli buku ini, jika isi dari buku sudah menarik maka sampulnya juga harus menarik, dan besar kecilnya size nya buku ini, karna buku ini tergolong mini maka kelihatan dari depan sangat tebal dan membosankan, tidak semua orang suka membaca buku yang kelihatan tebal, apalagi jika orang tersebut tidak begitu tertarik dengan apa tema buku itu, pasti mereka akan mengurungkan niatnya untuk membeli buku yang kelihatannya tebal, mereka akan memilih buku yang kelihatanya tipis dan memiliki sampul yang menarik, yang notabene isi buku tersebut kurang bermanfaat, sungguh sangat disayangkan sekali.
Buku ini disajikan untuk semua kalangan, untuk dipelajari dan dipahami dan dipelajari untuk meningkatkan mutu pengetahuan seorang individu yang meliputi aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Pengembangan aspek tersebut untuk menaikan kecakapan hidup melalui seperangkat pengetahuan agar para pembaca dapat mengerti dan memahami apa arti sebuah kecerdasan secara global.